Langsung aja ya~
●●●
"Saya fans Manchester United."
"Saya lahir tahun 96."
"Saat di mana prestasi Liverpool
sedang menurun."
"Tapi tidak saat malam di Istanbul
tahun 2005."
"Waktu kelas lima SD saya disunat, saya minta PS2 buat jadi hadiahnya."
"Kalau saya masuk SD tahun 2002,
berarti pas kelas lima itu tahun 2006."
"Dulu kalau main Winning Eleven seneng
make Liverpool malahan. Milan juga. Juventus. Inter.. Ada Vierra, Del Piero, Nedved, Ibra, Zambrotta, Gattuso.. Tau kan?"
"Kalau timnasnya juga suka make
Italia. Sebelum Piala Dunia 2006 dimulai, bokap beliin jersey Italia. Karena
itu saya mendukung Italia di Piala Dunia saat itu."
"Terus mulai suka MU setelah tau yang
namanya Ronaldo. Cristiano Ronaldo."
"Suka Rooney juga. Mulai cari-cari tau
tentang mereka, MU-nya juga."
"Abis itu Ronaldo pindah. Jadi ikutan
suka Real Madrid."
"Setelah cari-cari tau itu, jadi tau
kalau Rooney itu dulunya dari Everton."
"Semakin dewasa, saya mulai berpikir, tentang alasan kita suka terhadap sesuatu. Sesuatu yang bisa terus kita pegang, sesuatu
yang bisa kita jadikan prinsip, kita jadikan alasan, saat semua orang bertanya,
bahkan saat diri kita sendiri bertanya, kenapa sih kita dukung dia, kenapa sih kita
ngelakuin itu."
"Ya, saya ingin merasakan sensasi,
merasakan bagaimana mendukung, membangun hal yang kecil, bukan untuk jadi yang
paling hebat, cukup agar terus ada, dan merasakan dampak dari adanya saya
terhadap mereka."
"Jadilah saya memutuskan untuk menjadi
pendukung Everton.
Sebuah tim besar. Besar. Tim hebat. Namun bukan tim dengan
nama yang mentereng. Bukan pula tim dengan prestasi yang gemilang.
Everton
adalah tim yang punya sejarah, tim yang punya potensi, tim yang besar bersama
pendukungnya, tim yang punya pondasi yang kuat, tim yang pantas didukung, tim
yang pantas mendapat lebih."
"Sebenarnya semua juga begitu.
Semuanya pantas. Tapi terkadang bukan kita yang memilih, melainkan pilihan kita
itu yang memilih kita.
Nah, begitu pula dengan Everton, seakan-akan Everton-lah
yang memilih saya. Perasaan memang begitu, suka datang tanpa alasan, tanpa
disangka, tanpa direncana."
"Saya mencari sebuah perasaan,
atmosfir, romansa. Bagaimana rasanya menerima kekalahan tim kesayangan saya.
Menerima ledekan atas tim saya. Mengutarakan pendapat atau perasaan atas tim
saya. Atau bahkan bagaimana perasaan saat tim saya berhasil membungkam
mulut-mulut besar para pendukung tim besar saat Everton saya mengalahkan tim
mereka."
"Munafik memang kalau saya mengatakan
tidak menuntut balas atas dukungan saya ini.
Dalam artian.. Kiasannya, ini
diibaratkan 'cinta satu arah'. Apa yang bisa saya perbuat?
Tapi saya juga
tentunya menginginkan kebaikan terhadap tim kesayangan saya. Setidaknya saya
punya pendapat. Kebijakan transfer misalnya. Saya tentunya punya keinginan atau
pendapat tersendiri, siapa pemain yang pas untuk didatangkan, atau kenapa
pemain kita patut dipertahankan."
"Ya, memang hanya dukungan seperti ini
yang saya bisa. Apapun yang terjadi, saya menikmatinya, berusaha menerimanya.
Dia tim yang saya dukung.
Namun diri saya juga tidak bisa tinggal diam,
terkadang bergejolak. Sudah pasti yang saya inginkan adalah kebaikan bagi tim
saya itu. Di sinilah saya merasa tidak masalah jika saya dikatakan egois.
Namanya juga dukungan, effort, pastilah dengan perasaan. Cukup wajar bagi
saya."
"Namun semuanya memiliki batasan.
Terkadang kita buta. Ya, perasaan membutakan kita. Di sinilah gunanya telinga.
Untuk mendengarkan sekitar. Tidak apa salah. Bagus. Dengan salah, kita
belajar."
"Menang, kalah. Pemain datang dan
pergi. Apapun itu.. Saya nikmati semuanya. Karena mendukung tim ini adalah
pilihan saya. Dalam hidup, tidak ada waktu untuk menyesal."
●●●
Kebanyakan ya intermezonya? Hihi
Namanya juga intermezo~
Post kali ini isinya mau ngasih sedikit
perkenalan tentang diri saya. Sisi lain dari diri saya.
Di blog ini kan kebanyakan postnya tentang
48 family ya, tentang idoling.. Jadi, saya mau coba nyambung-nyambungin
intermezo di atas dengan konten-konten yang biasanya ada di blog ini.
Mulai ya..
Jadi.. Saya wota.
Ya, orang biasa bilang seperti itu.
Konotasinya negatif memang. Orang-orang
sekarang bahkan menyebutnya 'such a freak'.
Saya bukan fans lama, bukan fans baru juga.
Mulai ngikutin mereka sekitar tahun 2013. Setelah satu-satunya kiblat saya soal
idola, khususnya di bidang musik, My Chemical Romance, bubar. Saya bisa
dibilang cukup hancur saat itu.
Lanjut ke JKT48.. Dunia idoling ini yang
menjadi sisi menariknya adalah oshi. Yaitu orang yang kita dukung, dari sekian
banyak pilihan yang ada.
Siapa oshi saya? Saya bisa bilang, oshi
saya Uty.
Ceritanya kurang lebih sama kayak intermezo
di atas.
Dulu, sebenarnya, mata saya dibutakan oleh
nama besar. Kasarnya, saya meremehkan yang namanya gen dua. Saya masuk ke dunia
48 ini saat tim J sudah terbentuk, dan trainee yang merupakan gen dua tersebut
sudah terpilih.
Masuklah saya ke dunia 48 ini.. Selanjutnya
saya tahu istilah yang namanya oshi oshi itu. Seperti yang pernah saya
ceritakan di post-post sebelumnya, di awal, oshi saya adalah Shania. Saya juga
sempat cerita soal Haruka.
Sama kayak cerita tim bola di atas, awalnya
saya suka dengan tim besar. Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin
dewasa.
Teater pertama saya itu pertunjukannya tim
K3. Di sana saya mulai tau tentang mereka. Yang awalnya mereka saya anggap
remeh, tidak sengaja malah kebetulan yang membawa saya kepada mereka.
Ada dua nama yang benar-benar membuat saya
tertarik saat itu. Viny dan Uty. Selanjutnya, saya lebih tertarik untuk mencari
tahu lebih banyak soal Viny.
Viny. Seseorang yang luar biasa. Seorang
ace. Seorang pemimpi yang memperjuangkan mimpi-mimpinya. Struggle. Terbukti, sekarang posisinya termasuk ke jajaran paling depan di JKT48.
Viny juga merupakan salah satu member yang
paling sering saya ikuti kegiatan HSnya. Dua kali. Sama seperti Uty. Tapi Viny
sudah jauh lebih dulu dari itu.
Dengan saya tertarik dengan Viny dari K3
saat itu, praktis saya punya tiga fokus, Shania-Haruka-Viny, dengan Shania
tetap menjadi oshi saya. Waktu terus berjalan dengan keadaan seperti itu.
Sampai saat di mana saya harus vakum karena
kegiatan murid kelas tiga, dan sampai saya punya waktu bebas untuk memulai
idoling lagi.
Saya mulai dengan memperhatikan terlebih
dahulu. Beberapa kali nonton pertunjukan tim J di awal, lalu mencoba lagi
merasakan pertunjukan tim K3.
Setelah itu saya mulai berpikir, saya harus
punya alasan dalam melakukan kegiatan ini. Harus ada manfaat, atau perasaan,
seperti cerita tentang Everton saya di atas dalam melakukan hobi saya ini.
September, lalu Oktober, saya
memperhatikan. Saya coba nonton teaternya tim J, nonton teaternya K3 juga. Ya,
yang saat itu saya tertarik dengan Uty di awal kedatangan teater saya, masih
terasa. Akhirnya di bulan November, di ulang tahunnya sendiri saat itu, saya
mulai memutuskan untuk menjadikan Uty oshi saya. Satu satunya fokus saya.
Gak jauh beda dengan cerita Everton. Saya
ingin keberadaan saya bisa membuat dia bisa lebih baik. Walau hanya 'satu arah'.
Apa yang bisa saya perbuat kan?
Kalau coba dibandingkan dengan Viny, jelas
beda jauh. Dari popularitas misalnya. Atau posisinya dalam senbatsu.
Tapi saya tau Uty bisa. Semua bisa.
Seperti
yang saya bilang, saya akan terima semua yang terjadi dalam proses saya
mendukung dia, tapi tetap keinginan saya tentu kebaikan untuk dia.
Hobi itu untuk kesenangan kan? Iya, gak
usah diambil pusing, gak usah baper-baper amat.
Ya, kalau saya coba ibaratin,
Uty itu kayak cerita Everton saya di atas. Uty bisa.
Saya ingin merasakan
indahnya memberikan dukungan. Bagaimana 'feel' waktu kita 'support' sesuatu.
Saya ingin Uty berkembang. Dari semua baik buruk yang dia terima. Dari
pengalamannya dalam berproses. Bahwa semua yang dari bawah sekalipun, bisa baranjak ke
atas. Gak perlu jadi yang tertinggi. Jadi lebih baik pun cukup. Seperti tagline
Uty saat pemilihan single senbatsu yang lalu, 'mutiara di dasar laut'.
Ya, yang
Uty sendiri bilang mau sama-sama bikin Uty, mutiara yang tadinya ada di bawah
laut itu bisa terlihat. Dan itu semua harus dibuktikan dengan improvement yang
nyata. Uty bisa.
●●●
Sebenarnya tulisan ini buat ngisi blog aja,
udah lama gak ngepost kan ya~
Biar pada tau juga, se-wota apa sih saya,
se-such a freak, se-rasional apa sih saya?
Juga buat kenalan aja. Kalau ada yang baca
kan.. Namanya juga alter ego~
Yaudah, segini aja.. Intermezo kan?
Makasih.
~Salam #DagingKhasDalam~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar