Sabtu, 15 Agustus 2015

Intermezo

Assalamu'alaikum.



Langsung aja ya~


●●●


"Saya fans Manchester United."

"Saya lahir tahun 96."

"Saat di mana prestasi Liverpool sedang menurun."

"Tapi tidak saat malam di Istanbul tahun 2005."

"Waktu kelas lima SD saya disunat, saya minta PS2 buat jadi hadiahnya."

"Kalau saya masuk SD tahun 2002, berarti pas kelas lima itu tahun 2006."

"Dulu kalau main Winning Eleven seneng make Liverpool malahan. Milan juga. Juventus. Inter.. Ada Vierra, Del Piero, Nedved, Ibra, Zambrotta, Gattuso.. Tau kan?"

"Kalau timnasnya juga suka make Italia. Sebelum Piala Dunia 2006 dimulai, bokap beliin jersey Italia. Karena itu saya mendukung Italia di Piala Dunia saat itu."

"Terus mulai suka MU setelah tau yang namanya Ronaldo. Cristiano Ronaldo."

"Suka Rooney juga. Mulai cari-cari tau tentang mereka, MU-nya juga."

"Abis itu Ronaldo pindah. Jadi ikutan suka Real Madrid."

"Setelah cari-cari tau itu, jadi tau kalau Rooney itu dulunya dari Everton."

"Semakin dewasa, saya mulai berpikir, tentang alasan kita suka terhadap sesuatu. Sesuatu yang bisa terus kita pegang, sesuatu yang bisa kita jadikan prinsip, kita jadikan alasan, saat semua orang bertanya, bahkan saat diri kita sendiri bertanya, kenapa sih kita dukung dia, kenapa sih kita ngelakuin itu."

"Ya, saya ingin merasakan sensasi, merasakan bagaimana mendukung, membangun hal yang kecil, bukan untuk jadi yang paling hebat, cukup agar terus ada, dan merasakan dampak dari adanya saya terhadap mereka."

"Jadilah saya memutuskan untuk menjadi pendukung Everton.
Sebuah tim besar. Besar. Tim hebat. Namun bukan tim dengan nama yang mentereng. Bukan pula tim dengan prestasi yang gemilang.
Everton adalah tim yang punya sejarah, tim yang punya potensi, tim yang besar bersama pendukungnya, tim yang punya pondasi yang kuat, tim yang pantas didukung, tim yang pantas mendapat lebih."

"Sebenarnya semua juga begitu. Semuanya pantas. Tapi terkadang bukan kita yang memilih, melainkan pilihan kita itu yang memilih kita.
Nah, begitu pula dengan Everton, seakan-akan Everton-lah yang memilih saya. Perasaan memang begitu, suka datang tanpa alasan, tanpa disangka, tanpa direncana."

"Saya mencari sebuah perasaan, atmosfir, romansa. Bagaimana rasanya menerima kekalahan tim kesayangan saya. Menerima ledekan atas tim saya. Mengutarakan pendapat atau perasaan atas tim saya. Atau bahkan bagaimana perasaan saat tim saya berhasil membungkam mulut-mulut besar para pendukung tim besar saat Everton saya mengalahkan tim mereka."

"Munafik memang kalau saya mengatakan tidak menuntut balas atas dukungan saya ini.
Dalam artian.. Kiasannya, ini diibaratkan 'cinta satu arah'. Apa yang bisa saya perbuat?
Tapi saya juga tentunya menginginkan kebaikan terhadap tim kesayangan saya. Setidaknya saya punya pendapat. Kebijakan transfer misalnya. Saya tentunya punya keinginan atau pendapat tersendiri, siapa pemain yang pas untuk didatangkan, atau kenapa pemain kita patut dipertahankan."

"Ya, memang hanya dukungan seperti ini yang saya bisa. Apapun yang terjadi, saya menikmatinya, berusaha menerimanya. Dia tim yang saya dukung.
Namun diri saya juga tidak bisa tinggal diam, terkadang bergejolak. Sudah pasti yang saya inginkan adalah kebaikan bagi tim saya itu. Di sinilah saya merasa tidak masalah jika saya dikatakan egois. Namanya juga dukungan, effort, pastilah dengan perasaan. Cukup wajar bagi saya."

"Namun semuanya memiliki batasan. Terkadang kita buta. Ya, perasaan membutakan kita. Di sinilah gunanya telinga. Untuk mendengarkan sekitar. Tidak apa salah. Bagus. Dengan salah, kita belajar."

"Menang, kalah. Pemain datang dan pergi. Apapun itu.. Saya nikmati semuanya. Karena mendukung tim ini adalah pilihan saya. Dalam hidup, tidak ada waktu untuk menyesal."


●●●


Kebanyakan ya intermezonya? Hihi
Namanya juga intermezo~

Post kali ini isinya mau ngasih sedikit perkenalan tentang diri saya. Sisi lain dari diri saya.
Di blog ini kan kebanyakan postnya tentang 48 family ya, tentang idoling.. Jadi, saya mau coba nyambung-nyambungin intermezo di atas dengan konten-konten yang biasanya ada di blog ini.

Mulai ya..

Jadi.. Saya wota.

Ya, orang biasa bilang seperti itu.

Konotasinya negatif memang. Orang-orang sekarang bahkan menyebutnya 'such a freak'.
Saya bukan fans lama, bukan fans baru juga. Mulai ngikutin mereka sekitar tahun 2013. Setelah satu-satunya kiblat saya soal idola, khususnya di bidang musik, My Chemical Romance, bubar. Saya bisa dibilang cukup hancur saat itu.

Lanjut ke JKT48.. Dunia idoling ini yang menjadi sisi menariknya adalah oshi. Yaitu orang yang kita dukung, dari sekian banyak pilihan yang ada.
Siapa oshi saya? Saya bisa bilang, oshi saya Uty.

Ceritanya kurang lebih sama kayak intermezo di atas.
Dulu, sebenarnya, mata saya dibutakan oleh nama besar. Kasarnya, saya meremehkan yang namanya gen dua. Saya masuk ke dunia 48 ini saat tim J sudah terbentuk, dan trainee yang merupakan gen dua tersebut sudah terpilih.

Masuklah saya ke dunia 48 ini.. Selanjutnya saya tahu istilah yang namanya oshi oshi itu. Seperti yang pernah saya ceritakan di post-post sebelumnya, di awal, oshi saya adalah Shania. Saya juga sempat cerita soal Haruka.

Sama kayak cerita tim bola di atas, awalnya saya suka dengan tim besar. Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin dewasa.
Teater pertama saya itu pertunjukannya tim K3. Di sana saya mulai tau tentang mereka. Yang awalnya mereka saya anggap remeh, tidak sengaja malah kebetulan yang membawa saya kepada mereka.
Ada dua nama yang benar-benar membuat saya tertarik saat itu. Viny dan Uty. Selanjutnya, saya lebih tertarik untuk mencari tahu lebih banyak soal Viny.

Viny. Seseorang yang luar biasa. Seorang ace. Seorang pemimpi yang memperjuangkan mimpi-mimpinya. Struggle. Terbukti, sekarang posisinya termasuk ke jajaran paling depan di JKT48.

Viny juga merupakan salah satu member yang paling sering saya ikuti kegiatan HSnya. Dua kali. Sama seperti Uty. Tapi Viny sudah jauh lebih dulu dari itu.
Dengan saya tertarik dengan Viny dari K3 saat itu, praktis saya punya tiga fokus, Shania-Haruka-Viny, dengan Shania tetap menjadi oshi saya. Waktu terus berjalan dengan keadaan seperti itu.

Sampai saat di mana saya harus vakum karena kegiatan murid kelas tiga, dan sampai saya punya waktu bebas untuk memulai idoling lagi.
Saya mulai dengan memperhatikan terlebih dahulu. Beberapa kali nonton pertunjukan tim J di awal, lalu mencoba lagi merasakan pertunjukan tim K3.
Setelah itu saya mulai berpikir, saya harus punya alasan dalam melakukan kegiatan ini. Harus ada manfaat, atau perasaan, seperti cerita tentang Everton saya di atas dalam melakukan hobi saya ini.

September, lalu Oktober, saya memperhatikan. Saya coba nonton teaternya tim J, nonton teaternya K3 juga. Ya, yang saat itu saya tertarik dengan Uty di awal kedatangan teater saya, masih terasa. Akhirnya di bulan November, di ulang tahunnya sendiri saat itu, saya mulai memutuskan untuk menjadikan Uty oshi saya. Satu satunya fokus saya.




Gak jauh beda dengan cerita Everton. Saya ingin keberadaan saya bisa membuat dia bisa lebih baik. Walau hanya 'satu arah'. Apa yang bisa saya perbuat kan?
Kalau coba dibandingkan dengan Viny, jelas beda jauh. Dari popularitas misalnya. Atau posisinya dalam senbatsu.
Tapi saya tau Uty bisa. Semua bisa.
Seperti yang saya bilang, saya akan terima semua yang terjadi dalam proses saya mendukung dia, tapi tetap keinginan saya tentu kebaikan untuk dia.

Hobi itu untuk kesenangan kan? Iya, gak usah diambil pusing, gak usah baper-baper amat.
Ya, kalau saya coba ibaratin, Uty itu kayak cerita Everton saya di atas. Uty bisa.
Saya ingin merasakan indahnya memberikan dukungan. Bagaimana 'feel' waktu kita 'support' sesuatu. Saya ingin Uty berkembang. Dari semua baik buruk yang dia terima. Dari pengalamannya dalam berproses. Bahwa semua yang dari bawah sekalipun, bisa baranjak ke atas. Gak perlu jadi yang tertinggi. Jadi lebih baik pun cukup. Seperti tagline Uty saat pemilihan single senbatsu yang lalu, 'mutiara di dasar laut'.
Ya, yang Uty sendiri bilang mau sama-sama bikin Uty, mutiara yang tadinya ada di bawah laut itu bisa terlihat. Dan itu semua harus dibuktikan dengan improvement yang nyata. Uty bisa.


●●●


Sebenarnya tulisan ini buat ngisi blog aja, udah lama gak ngepost kan ya~
Biar pada tau juga, se-wota apa sih saya, se-such a freak, se-rasional apa sih saya?
Juga buat kenalan aja. Kalau ada yang baca kan.. Namanya juga alter ego~

Yaudah, segini aja.. Intermezo kan?

Makasih.


~Salam #DagingKhasDalam~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar