Sabtu, 30 Mei 2015

Naif

Assalamu'alaikum.


Halo!

Soal tubir Selasa kemarin..

Berawal dari tweet saya.

https://twitter.com/HasanAlMahdi/status/603043930540613634

Lalu mulailah yang kalau Ganang dan Wawa bilang dengan tubir (internal).

https://twitter.com/Gakur_/status/603047659541258241


https://twitter.com/wawa_okt10/status/603048071946084352

Hmm kronologinya gini..
Jadi, pagi itu, Ganang membuat sebuah tweet kalau akun @Utility_JGJ tidak akan update dulu dalam waktu lama. Lalu muncullah Wawa. Saya pun memperhatikan dan akhirnya ikutan juga sambil memberikan konklusi seperti foto yang paling atas.
https://twitter.com/Gakur_/status/603037129866805248

Mulai deh..
Tapi ada yang sedikit aneh juga. Mungkin karena tweet saya ini.
https://twitter.com/HasanAlMahdi/status/603039015030259712

Lalu, lalu..

https://twitter.com/wawa_okt10/status/603055757722984448
https://twitter.com/wawa_okt10/status/603056316613931008


Saya gak masalah sebenarnya, mau suka ataupun gak suka. Kalau suka, saya gak apa apa. Gak suka pun saya gak apa apa. Mau meluruskan aja.

Berikut percakapan tubir mereka saat itu..
https://twitter.com/Gakur_/status/603044343369334784
https://twitter.com/Gakur_/status/603044895973101571
https://twitter.com/Gakur_/status/603046828888698880


https://twitter.com/wawa_okt10/status/603046165395869697



Saya coba simpulkan percakapan mereka ke dalam beberapa poin:
  1. Jumlah gak ada artinya, kalau tanpa kontribusi
  2. Tujuan fans adalah mewujudkan keinginan oshinya, dan tingkatan yang paling tinggi adalah mengantarkan oshi tersebut menjadi senbantsu
  3. Fans yang banyak belum tentu membuat member tersebut menjadi semakin baik
  4. Less is more
  5. Bikin member itu jadi senbatsu ~> Tampil di layar kaca ~> Fansnya nambah
  6. Sudah menjadi tanggung jawab member itu sendiri untuk membuat dirinya banyak dicintai fans dan makin banyak fans

Sebenarnya mereka benar, saya juga sedikit banyak sependapat. Tapi ada yang perlu saya luruskan dari pola pikir mereka ini, dan saya menyebutnya 'antitesis'.
Berikut antitesis tersebut:
  1. Jumlah yang banyak aja masih gak berarti, bagaimana jumlah yang sedikit?
  2. Senbatsu yang paling tinggi kan? Terus bagaimana dengan yang di bawahnya, bukankah kita seharusnya terlebih dulu melewati itu?
  3. Dengan fans yang lebih banyak, sudah barang tentu sang member itu mendapatkan lebih banyak masukan. Isi kepala tiap orang berbeda-beda kan. Belum tentu apa yang ada di kepala kita yang sedikit ini mencakup isi kepala yang lain yang mungkin si member itu butuhkan. Walaupun pada akhirnya sang member itu sendiri yang menentukan ingin bergerak maju atau tidak. Setidaknya pressure yang lebih besar akan lebih terasa
  4. Ingat satu batang lidi bisa patah, tapi kalau banyak malah kita sendiri yang kewalahan? Sehebat-hebatnya yang sedikit itu tetap akan kesulitan jika berhadapan dengan yang banyak
  5. Senbatsu. Di luar sounsekyo, apa sih yang bisa fans lakukan untuk membuat oshinya menjadi senbatsu? Bukannya senbatsu itu wewenang dan haknya manajemen ya?
  6. Tanggung jawab member itu sendiri? Terus kita, fansnya gimana, masa mau kontribusi kita segitu-gitu aja? Bukannya kita juga mau dengan adanya kita, member tersebut bisa maju bersama-sama dengan kita?
  
Untuk poin 5 dan 6 akan saya coba berikan sedikit contoh dan gambaran.
  • Untuk poin lima

Senbatsu. Sebenarnya ini semua apa sih? Bisnis kan? Uang? Profit oriented?
Betul. Kasarnya begitu.
'Lumbung uang' kalau saya bilang.
Kenapa Viny bisa terus ada di senbatsu? Kenapa pendatang baru seperti Andela bisa punya tujuh sesi di HS Event yang terakhir, dengan trend dari HS Event pertamanya sampai sekarang yang positif, 1-3-3-4-7?
Apalagi kalau bukan karena fansnya yang banyak dan pertumbuhannya yang pesat. Tentu dengan dukungannya pula yang masiv.
Lalu, kita punya apa? Masih mengagung-agungkan kekuatan less is more?
Loh, kenapa fans yang banyak bisa bikin member itu jadi senbatsu?
Coba lihat dari segi bisnis. Mereka yang bisa lebih banyak menghasilkan keuntungan akan semakin berada di depan.
Kasarnya, semakin banyak fansnya, semakin banyak keuntungan yang bisa dihasilkan oleh member itu. Semakin di depanlah member tersebut.
Senbatsu itu sebenarnya menurut saya adalah tangga, peringkat, atau kasta semu dari seluruh member dalam kontribusinya (bagi sisi finansial) manajemen. Setuju?
Jadi, kalau kalian mau merusak 'susunan' semu itu, mulailah dari sini. Perbanyak massa. Buktikan kalau oshi kalian itu sanggup bersaing, menjanjikan.
Kalian gak bakal bisa sendiri, sebesar apapun kontribusi kalian, kalau massanya sendiri juga sedikit, yaa tetap kurang.
Mungkin kalian mengerti maksud saya, Wawa dan Ganang. HS Event kemarin. Dan sekarang. Tahu sendiri kan.
  • Untuk poin enam
Apa yang bisa dilakukan fans untuk mengangkat popularitas oshinya?
Saya coba ambil contoh, betapa sukanya Ekek dengan review dari Aldy Bagem mengenai pendapatnya tentang HS Event, obrolannya serta kesannya terhadap beragam member.
Ya, hal seperti inilah yang bisa kita lakukan. Kenapa? Fans itu opinion leader dari oshinya.
Jadi tugas kita juga harusnya untuk memberikan kesan yang baik dan menarik kepada orang-orang di luar kita, ini sedikit banyak akan membantu.
Kayak setelah melihat review tentang salah satu member, kita yang baca jadi ingin tahu juga gimana sih HS sama member itu, penasaran, cari tau cari tau, terus malah jadi ikut mendukung. Simpel kan? Banyak lagi sebenarnya yang bisa kita sama-sama lakukan. Seperti project-nya Ranggaa Pranendra maunpun teman-teman fanbase yang lain.



Lalu kenapa saya memberi judul 'Naif' pada post ini?
Karena saya dahulu juga begitu. Terlalu mengedepankan 'mimpi anak-anak' saya.
https://twitter.com/HasanAlMahdi/status/599810065877471233

Dan sekarang sebenarnya saya ingin mengajak kalian berpikir lebih dewasa, setidaknya mengenai hal ini.




Sekian antitesis dari saya.

Makasih ya atensinya. Kalau ada yang kurang nanti saya tambahkan.
Dah..


~Salam #DagingKhasDalam~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar