Senin, 25 Mei 2015

Judulnya Apa?

Assalamu'alaikum.


Halo!
Mau menindaklanjuti post di G+ yang ini nih. Menindaklanjuti..
Gak kebaca ya? Soalnya pribadi postnya. Kalau belum dicircle sama saya, belum bisa. Huu..

Ini deh dikasih liat.

Hmm mau curhat di blog aja. Biar viewersnya makin banyak. Hahaha
Wong gak ada yang baca juga toh~


Jadi, di atas kan belum ada judulnya tuh. Ada sih, 'Judulnya Apa?'. Kira-kira apa ya judulnya? Hmm kasih judul 'Pesan Moral' aja ya.
Kenapa? Nih, ceritanya..


Salah seorang dosen saya merekomendasikan untuk membaca (punya) (beli) buku 'The Science of Luck'nya Bong Chandra. Udah saya baca tuh, sebagian.
Jadi, hari Jum'at kemarin ada pelajarannya beliau, cuma satu matkul kalau hari Jum'at. Kebetulan hari Kamisnya baru aja selesai UTS, hari terakhir. Jadilah para mahasiswa banyak yang tidak masuk hari Jum'at itu.
Nah, kan sepi tuh ya kelasnya. Jadi, baru setengah jam-an di kelas, dosennya keluar (gak balik-balik lagi), tapi ninggalin tugas. Tahu kali ya beliau gelagat mahasiswanya kalau selesai ujian. Udah hapal.
Singkat cerita, selesai pelajaran, saya, teman saya, Nando dan Restu, keluar kelas barengan.
Posisinya, Nando sama Restu di depan, saya di belakang. Ngobrol lah mereka.
Nando bilang "Aturan mah kita gak usah masuk kalau kayak gitu, percuma aja." Kurang lebih begitu. Soalnya yang pada gak masuk itu pada titip absen. Kalau nitip mah diisiin absennya. Terus tugasnya dibawa pulang lagi.
Abis itu Restu nyautin "Iya nih, mana gw dari Bekasi lagi, nyapek nyapekin aja."
Tapi mereka ngomong begitu sambil bercanda kok.
Terus kan ya.. Dengar begitu, saya spontan ikutan nimbrung. Yang tadinya dengerin doang di belakang, langsung maju ke samping Nando. Jadilah kami jalan beriringan, saya, Nando, Restu.
Saya jawab kan ya.. "Mungkin buat lu sia-sia, Ndo. Tapi bagi Tuhan, lu udah berusaha." Sambil pegang pundaknya si Nando ini.
Nando pun menjawab "Emang dasar lu ya, San.." Sambil tertawa renyah.
Lanjutlah kami menunggu lift, dan saat keluar, berpamitanlah kami menuju jalan masing-masing.

Segitu aja? Iya, emang segitu. Mau cerita aja, pengaruh dari buku, dari apa yang kita cerna, dari apa yang kita lihat, dari apa yang kita baca.
Itu sebenarnya kutipan dari bukunya Bong Chandra. Tentang bagaimana memotivasi diri dalam membangun keberuntungan kita sendiri.
Saya spoiler sedikit ya..
Jadi, saat kita sudah melakukan sesuatu tapi hasilnya gak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tandanya Tuhan sedang menguji kita. Pantaskah kita untuk mendapat lebih? Apakah kita siap diberikan peran atau pemberian yang lebih besar oleh Tuhan? Orang yang beruntung tidak skeptis, pantang menyerah.
"Mungkin bagi kita sia-sia, tapi bagi Tuhan, kita sudah berusaha"
Pesan moral~

Cie..
Hahaha
Belum selesai sih baca bukunya, rencananya dua-tiga hari ini udah selesai bacanya pas di kostan.
Siap!


Cerita apa lagi ya..
Cerita yang kedua!
Biar banyak pesan moralnya. Hahaha
Ceritanya gini..


Sebelum hari Jum'at itu, hari Kamisnya, saya sempat teateran.
"Gila ya, masih ujian aja sempat-sempatnya teateran.."
Nggak kok, ujiannya pagi, selesai ujiannya, pas siang baru deh saya berangkat teateran. Clear kan? Refreshing~
Pas teateran itu, saya punya niat ke Kizaru dulu, sebuah toko aksesoris anime gitu di Plaza Blok M. Dekat kan ya? Jadi, sekalian aja.
Kebetulan pula hari itu karena KAA (Konferensi Asia Afrika), ada penutupan jalan mulai jam empat sore. Jadilah saya berangkat teateran lebih awal.
Padahal kesorean juga sih berangkatnya, saya tidur siangnya kelamaan sehabis ujian. Kelakuan. Hahaha
Sampai di Plaza Blok M, saya langsung nyari tokonya, terus masuk. Pas di dalam, kata pegawainya, tokonya lagi tutup, buka lagi nanti jam lima.
Spontan, saya mengiyakan dan langsung keluar.
Pas di luar saya mikir, jam lima kan masih lama, ke teaternya nanti gimana, jalanan juga ditutup, sekarang aja udah mau jam tiga..
Huah.. Kebetulan dekat toko itu ada toilet dan saya memang sedang ingin buang air. Jalanlah saya ke toilet dan melaksanakan hajat saya.
Tapi benar ya yang katanya toilet itu tempat yang banyak inspirasi.. Di sana saya sempat kepikiran tentang film 'Who am I', film Jerman tentang hacker gitu.
Sedikit cerita, dua adik saya berulang tahun di bulan Maret. Selang seminggu. Adik saya yang kecil, perempuan, tanggal 21, yang satu lagi, laki-laki, tanggal 27.
Jadi, sebagai 'perayaan', saya berniat mengajak mereka berdua nonton di bioskop di hari yang sama.
Akhir bulan tuh waktu itu. Sengaja saya menyisakan uang bulanan saya untuk momen ini.
Singkat cerita, tibalah hari Jum'at, tanggal 27. Waktunya saya pulang dari kostan.
Berhubung adik saya yang laki-laki belum pulang dari sekolahnya, saya memutuskan untuk nonton berdua dulu dengan adik saya yang perempuan ini. Filmnya 'Spongebob The Movie'.
Lucu kan? Saya masih suka loh film kartun kayak gini. Hahaha
Ada pertimbangan lain.. Kalau adik saya yang laki-laki juga di rumah waktu itu, mau sih nonton 'Spongebob' bertiga. Biar murah~ Weleh.. Tapi saya juga mau nonton 'Who am I'. Dan adik laki-laki saya ini juga udah gak cocok kalau nonton 'Spongebob', tontonannya udah beda. Gaya dia mah. Hahaha Sukanya film 'The Raid', 'Resident Evil', 'Batman', dan semacamnya gitu. Jadilah saya nonton dua shift waktu itu. Sorenya nonton 'Spongebob', pas malam nonton 'Who am I'.
Selamat ulang tahun, adik-adikku.

Sebenarnya pesan moralnya bukan di situ. Ini malah cerita kemana-mana..
Jadi, dari film 'Who am I' itu saya belajar arti dari keberanian. Saya orangnya pemalu kan ya, pasif, legowo, penakut.. Tapi gak boleh gitu.
Intinya gini.. Kalau kita berani, kita bisa menjadi apa saja, bisa menjadi siapa saja, bisa melakukan apa saja.
Dari toilet tersebutlah saya memutuskan untuk masuk lagi dan menanyakan apa yang saya cari.
Saya kuatkan diri, menarik napas yang dalam, lalu masuk..
Awalnya saya memastikan "Mba, tokonya buka jam berapa lagi nanti?" Pegawainya perempuan. Ada satu lagi sih laki-laki, tapi di bagian kasir.
Si mba itu pun menjawab "Jam lima, kak." Saya sebenarnya udah tahu, tapi ini yang namanya teknik komunikasi. Sedap~ Buat buka pembicaraan.
Lalu, saya ngomong lagi "Oh, gak bisa sekarang aja, mba? Saya mau langsung pergi soalnya. Mau nanya barang aja."
Mba itu akhirnya mempersilakan dengan sedikit sungkan "Oh, iya kak gak papa apa. Maaf berantakan." Mereka lagi packing kayaknya, banyak barang dimana-mana, stok baru pada masuk. (Kalau di MatKul Pengantar Manajemen, yang kayak gini tuh namanya 'formalitas perusahaan yang rendah'. Gak apa apa, bagus malahan.)
Saya gak masalah, dan langsung menanyakan ketersediaan barang yang saya cari. Dan ternyata  gak ada.
Setidaknya saya pulang dengan jawaban. Saya sudah berusaha. Dan ada hasilnya. Walaupun belum sekarang.

Nah, saya yang pemalu dan dengan segala kekurangan saya ini.. (Buat oshi, atau memba yang lain kalau baca.. Inilah kenapa saya tidak pernah nge-chant, atau ikutan nari, atau teriak-teriak gitu kalau di teater. Hashtag-MaklumiKeadaanku Loh? Hahaha)
Ya, dengan saya yang seperti itu, seiring berjalannya waktu, saya menyadari, dan saya terapkan pada diri saya bahwa kita itu gak apa apa salah, jadinya kan kita jadi tahu yang benar itu gimana. Mencoba.

Nah, jadi, pesan moral dari cerita kedua ini tentang keberanian. Mencoba. Ada dua..
"Kalau kita berani, kita bisa menjadi apa saja, kita bisa menjadi siapa saja, dan kita bisa melakukan apa saja"
Dan..
"Gak apa apa salah, lebih baik. Karena dengan begitu, kita bisa jadi tahu bagaimana yang benar"
Dari pada tidak sama sekali dan akhirnya menyesal kan? Pilihan. Tentunya dengan pertimbangan terlebih dahulu.


Udahan yaa. Dua cerita aja.
Emang gitu, kalau udah curhat malah keterusan. Padahal awalnya bingung mau nulis apa.


Makasih ya udah baca.
Sukses selalu!

Oiya, cerita soal teaternya di lain post aja yaa.
Dah..


~Salam #DagingKhasDalam~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar